Total Tayangan Halaman

Senin, 16 November 2015

Bromo Midnight

Kali ini menyeberang provinsi ke arah timur, yaa menuju Probolinggo, Jawa Timur.
Minggu pagi melangkahkan kaki ke stasiun kereta api, transportasi murah meriah yang nyaman dengan pelayanan memuaskan (transportasi primadona saya). Dari purwokerto menaiki KA Logawa dengan tujuan Surabaya pukul 06.00 WIB. Pukul 15.45 kami sampai di Staisun Gubeng disambut dengan rintik hujan, untungnya kendaraan jemputan kami sudah menunggu dengan setia di halaman parkir jadi kami tak perlu menunggu lama lagi.
Berhubung waktu masih panjang kami sengaja mampir ke wilayah perbatasan Jawa-Madura. Tentu saja, itu berarti tujuan kami selanjutnya adalah Jembatan Suramadu. Jembatan sepanjang 5.438 m ini membentang di atas Selat Madura yang menghubungkan pulau Jawa dan Pulau Madura. Setelah melintasi jembatan, kami sengaja istirahat sejenak di kawasan yang sudah masuk Pulau Madura, sekedar untuk melepas lelah, menunaikan ibadah sholat dan menikmati pemandangan sekitar.
Selepas sholat maghrib kami kembali beranjak melintasi jembatan ini kembali, dan saya rasa waktu paling tepat untuk menikmati keindahan dan kemegahan jembatan ini memang saat malam hari dimana lampu penghias jembatan Suramadu mulai menyala dan mempesona.
Jembatan Suramadu di malam hari

Begitu sampai di Surabaya, kami segera melanjutkan perjalanan ke Probolinggo.. tujuan utama kami menempuh perjalanan panjang ini. Dengan waktu yang cukup lama tak terasa pukul 23.00 WIB kami sampai di tempat transit kami sebelum petualangan dimulai, Hotel Sukapura Permai. Udara di malam hari memang sangat dingin, masih belum terbayang apa yang akan terjadi di pagi buta jika saya hanya memakai jaket, kaos kaki dan sarung tangan biasa. Untungnya  di hotel ini juga menjual aksesoris, oleh-oleh dan segala kebutuhan mendaki yang memang saya perlukan dan ternayata harganya jauh lebih murah dibandingkan dengan yang dijual pedagang asongan di halaman depan hotel ini. Untuk sepasang topi kupluk dan syal rajut tebal hanya dibandrol harga Rp 15.000,-, sangat murah untuk kelas lokasi wisata dan hotel.
Pukul 02.30 kami bersiap melawan cuaca dingin yang benar-benar menusuk dan menembus apapun yang kami gunakan. Yaa,petualangan Bromo Midnight segera dimulai. Dengan mengendarai Jeep yang memang disewa untuk menuju Bromo kami pun beranjak dari hotel tempat kami beristirahat sebelumnya. Sayangnya karena ada sedikit misskomunikasi di awal dengan pemilik Jeep akhirnya mau tak mau kami pun harus menerima kenyataan bahwa tempat yang akan kami kunjungi untuk menikmati sunrise yang katanya terbaik di Indonesia ini melalui penanjakan 3, bukan penanjakan 1 seperti yang kami harapkan.
Perjalanan menuju penanjakan ternyata tak se-seram yang selama ini saya bayangkan. Karena duduk di kursi depan samping supir membuat saya sangat menikmati perjalanan ini. Jalur aspal dengan pemandangan samping kanan tebing curam dan samping kiri jurang yang diikuti dengan jalur semi offroad belum lagi dengan bonus untuk banyak bertanya dan bercerita bersama pengendara Jeep yang memang asli Suku Tengger membuat perjalanan ini semakin menyenangkan. Banyak pelajaran berharga sepanjang perjalanan, bagaimana saya dapat mengetahui apapun mengenai masyarakat Tengger dan gaya hidupnya, tentang asal sejarah adanya Gunung Bromo hingga cerita rakyat yang selama ini beredar langsung dari sumbernya. Ini yang saya suka dari setiap perjalanan yang saya lakukan, banyak hal baru, banyak cerita baru, banyak ilmu baru dan banyak orang-orang baru yang saya temui.
Setelah sampai di penanjakan 3, saya baru tersadar.. lagi-lagi tak membawa alat penerangan karena akses jalan menuju penanjakan 3 benar-benar gelap gulita dan kami harus berjalan kaki menaiki jalan setapak di atas bukit dari parkiran tempat Jeep kami berhenti tadi. Sambil berjalan kami sambil mengira-ngira apakah masih jauh atau sudah dekat tempat kami bisa menikmati sunrise nanti, setelah berjalan cukup jauh dari parkiran terlihat banyak ojeg yang menawarkan jasanya dengan tarif Rp 10.000 - Rp 20.000,- . Hanya saja saya sarankan tidak perlu naik ojeg ini karena jarak antara tempat mereka mulai berkumpul dengan penanjakan 3 yang akan kami tuju dan medan trackingnya juga tidak berat. Begitu sampai kami tak dapat melihat apapun karena langit masih gelap. Setelah beberapa lama matahari mulai menampakkan sinarnya, bias-bias keemasannya mulai mewarnai pagi kami. Agak berkabut pagi itu, ahh tapi tetap saja indah...





Puas menikmati sunrise, kami menuju puncak Bromo. Sebelum kesana, singgah sebentar ke Bukit Savana yang juga dikenal sebagai Bukit Telettubies. Yaa bukit Telettubies karena hampir menyerupai tempat tinggal di acara Telettubies yang terkenal pada masanya. Disini kami dimanjakan dengan pemandangan hamparan rumput dan bukit yang hijau dan segar.

Matahari mulai meninggi, segera kami melanjutkan perjalanan ke Puncak Bromo. Begitu sampai anda bisa mengisi perut kosong anda disini karena ada banyak penjual makanan yang menjajalan dagangannya disini. Setelah kenyang melahap semangkok bakso malang yang hangat tapi membuat lidah kelu karena cuaca yang dingin. Mulailah kami melanjutkan perjalanan menuju puncak. Dari parkiran Jeep, saya sengaja berjalan kaki jarak yang bisa mencapai 1-2 km dengan medan yang menanjak curam di akhir bukan masalah besar bagi saya, alasan yang pertama karena saya takut naik kuda dan alasan kedua sekedar melampiaskan hasrat saya untuk berjalan di padang pasir karena perjalanan kali ini membuat saya tidak bisa mengunjungi pasir berbisik. Yaaa anggap saja ini sedang berjalan disana..hhaa
Perjalanan belum berhenti, masih ada sekitar 250 anak tangga yang menanti, naiknya pun harus sabar karena mengantri. Tak apa demi melihat keindahan dunia, alam Indonesia yang membahana... (eeaaa)
Disela-sela menaiki tangga, saya melihat ke sekeliling, masya allah.. luar biasa ciptaan Allah, indah, benar-benar indah.. entah dari ketinggian berapa saya baru merasa.. selama ini saya benar-benar kecil di mata Tuhan.
Sampai di puncak kawah gunung bromo ada perasaan yang luar biasa senang, berkali-kali mengucapkan syukur alhamdulillah karena bisa sampai ke tempat ini, yaa Bromo adalah destinasi wisata saya sudah sejak bertahun-tahun yang lalu. Saat saya berada disana, rupanya di sekeliling kawah sudah diberi pagar pengaman, syukurlah semua bisa lebih aman. Dari sini terdengar gemuruh lahar dari dasar kawah, saya takjub seketika.. saya memang pernah melihat kawah-kawah di gunung yang lain tapi disini.. benar-benar terasa sangat dekat, saya sedang berada di sampingnya, di gunung yang bisa saja sewaktu-waktu melontarkan materialnya apalagi saat itu statusnya memang sedang waspada. Maha Besar Allah... sungguh, mana ada negeri seindah negeriku.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar